Tuhan sebagai Substansi Tunggal

Tuhan sebagai Substansi Tunggal

Baruch Spinoza (Benedict Spinoza atau Despinoza) memikili pemikiran
menjulang dalam segi etik. Di amengajarkan "Tuhan imanensi yang
dinamis" untuk emnggantikan ide "Tuhan transendensi yang statis".
Ide-ide kefilsafatannya dipenuhi dengan ide-ide ketuhanan, tapi ia
dianggap ateis. Ia pernah dikucilkan oleh <i>"sinogoge"</i> (jemaat
Yahudi).
 
Dari karyanya telihat pengaruh Descartes, terutama dalam 4 aspek: 
1. metoda 
2. berkaitan dengan istilah-istilah teknis
3. mengenai argumen ontologis tentang Tuhan
4. Mengenai persoalan antara jiwa dan badan
Tapi ia juga mengoreksi terhadap kekurangan filsafat Descartes.
 
seperti Descartes, Spinoza ingin mencari sesuatu yang pasti dan menganggap
bahwa setiap langkah dari pencarian kepastian itu merupakan satu-satunya
jaminan bagi ilmu pengetahuan. TAPI Spinoza tidak berusaha membentuk suatu
sistem dalam 'premis tunggal yang tidak diragukan lagi', seperti <i>cogito</i>
 
Bentuk "saya berfikir" menjadi tidak berarti dalam pandangannya dalam dua
segi:
 
1. pernyataan bahwa " saya berfikir, maka saya ada" hanya sebagai suatu
kebenaran yang <i>kontingen</i>. Sedangkan bagi Spinoza semua kepastian
akhirnya harus didasarkan pada kemutlakan.
 
2. pernyataan itu juga mencakup suatu referensi yang tidak dapat
dihilangkan bagi :orang pertama"; sementara bagi Spinoza. jalan menuju
kebenaran filsafat hanya ada jika kita meniggalkan kesibukan dengan
mentalitas dan pengalaman dan mentalitas kita sendiri yang terbatas dan
kemudian belajar melihat objek2 dari segi pandangan yang tidak memihak
dari seorang pengmat rasional yang melihat segala sesuatu tampak dengan
"awjah keabadian" (sub specie aeternitatis) [Scruton,1986]
 
DOWNLOAD SELENGKAPNYA
Password : putra tabalagan 
 

POPULAR POST