NON KONTRADIKSI VERSUS DIALEKTIKA
NON KONTRADIKSI
VERSUS DIALEKTIKA
Rumah tua itu kosong. Namun ketika dilewati,
terdengar rintihan. Kami pun berlari terbirit-birit."Pasti ada hantu
di dalamnya." Demikian hadir-nya dan demikian penting prinsip
non-kontradiksi ini, sehingga tidak ada satu saat pun yang lolos dari kehadiran
dan keniscayaannya. Seperti ungkapan penyimpulan yang dikutip di atas. Kalau di
susun lagi urutan penyimpulannya adalah sebagai berikut. Jika ada suara
dari sebuah rumah, pasti ada yang mengeluarkan suara tersebut dalam
rumah itu. Walaupun terdapat fakta bahwa di rumah tua itu tidak ada
orang, tapi karena ada rintihan dari suara itu, kita tetap yakin ada
yang mengeluarkan suara rintihan tersebut. Ada berkontradiksi dengan
tidak ada, dan karena kontradiksi tidak mungkin, tidak mungkin tidak ada
yang mengeluarkan suara rintihan tersebut. Karena itu kita tetap yakin ada
yang mengeluarkan suara, yaitu (mungkin) hantu.
Ketidak-mungkinan terjadinya kontradiksi logis
dalam realitas ini disebut dengan prinsip non-kontradiksi. Prinsip ini menjadi
dasar sekaligus hakikat logika klasik (the very nature of classical logics).
Jika diringkas secara simbolis .................adalah sebagai berikut, A tidak sama dengan (bukan A) dan A sama dengan A sendiri. Tidak ada satu kebenaran apapun yang bisa ditahkik tanpa menggunakan prinsip ini sebelumnya. Meyakini kebenaran prinsip non-kontradiksi merupakan syarat mesti (necessary condition) bagi meyakini seluruh DOWNLOAD SELENGKAPNYA
: putra tabalagan