Pengantar
Tulisan ini adalah terjemahan dari naskah berbahasa Melayu yang telah di tulis
dan di dibukukan oleh R.H.M Ilyas dalam huruf Arab, kemudian diterjemahkan oleh
anak beliau, RM. Yacub ke dalam huruf latin. Dari tulisan ini menggambarkan
bahwa Suku Lembak sudah berada di Bengkulu sekitar tahun 1400-an atau sekitar 6
abad yang lalu. Menilik dari sejarah dalam banyak karangan yang berbahasa
Inggris maupun Arab Melayu, kami berkeyakinan Suku Lembak termasuk suku yang
berada gelombang pertama mendiami dataran Bumi Bengkulu ini. Memang ada
beberapa versi yang ditulis baik oleh RM Ilyas maupun oleh Prof Dr. Abdullah
Siddik. Terlepas dari itu semua kami ingin mengemukan fakta sejarah bahwa
hingga saat ini secara Geografis Kota Bengkulu hampir 70% adalah wilayah marga
proatin XII yang tidak bisa disangkal adalah termasuk wilayah masyarakat adat
dan ulayat SUKU LEMBAK. (Dapat juga dibaca pada tulisan tentang Tugu Thomas
Parr). Selengkapnya kami sajikan terjemahan langsung dari tulisan RHM Ilyas
dalam bentuk pasal-pasal, dan anda silakan melakukan kajian dan menyimpulkan
sendiri.
Sejarah Masyarakat Adat Lembak Bengkulu (Diambil dari beberapa pasal Buku yang
karangan oleh R.H.M Ilyas dalam huruf Arab, kemudia diterjemahkan oleh anak
beliau, RM. Yacub ke dalam huruf latin)
Pasal 14
Bermula Tuanku Baginda Sebayam itu,
ada memelihara Hulubalang 40 orang pilihan. Pada setiap hari bertukar tukar
jaga dalam istana Baginda itu. Pada suatu malam Baginda keluar. Maka sembah
Hulubalang yang sedang berjalan itu: “Ya Tuanku Syah Alam, ini ada seorang
laki-laki baru datang pada malam ini. Dia datang dari Palembang mau menyerahkan
diri kebawah duli tuanku, tetapi hamba belum tahu namanya”. Maka orangitu sujud
kepada kaki Baginda dan menuturkan segala hal iihwal kedatangannya: adapun
patik ini datang dari Palembang dan nama patik SINGARAN PATI asal orang dari
Lembak Beliti Tabah pingin Palembang. pada suatu ketika patik kena fitnah. Kata
orang patik berbuat jahat dengan anak perempuan anak mamak patik. Patik mau
dibunuh oleh mamak patik. Rasanya patik tidak dapat meloloskan diri, maka patik
menikamnya terlebih dahulu, lalu ia mati . maka orang Pedusunan sepakat
mengatakan patik sudah melakukan dua kesalahan.lalu patik dihantar kepada
sultan Palembang. Mendapat hukuman menjadi budak raja seumur hidup. Maka patik
diperintahkan menjadi Sultan Penunggu Indah Larangan. Maka patik bergelar
ISWANDA
Pasal 15
Pada suatu hari anak Sultan yang
bernama PUTERI SINARAN BULAN yaituremaja puteri yang cantik parasnya, turun
mandi di indah larangan itu. Tiba-tiba takdir Allah S.w.t disambar oleh buaya
hidung kajang besarnya. Maka gegerlah segala isi Negeri.
Setelah orang –orang besar bermufakat berdasarkan titah Sultan, tidak bisa di
tolak saya disuruh membunuh buaya itu. Karena itu kesalahan saya kurang
hati-hati menjaga Indah larangan itu. Maka saya meminta untuk mengumpulkan
segala senjata yang ada di Palembang. Setelah semuanya terkumpul, maka saya
serakkan dengan beras sudah dikunyiti dipanggil ayam makan beras itu. Ada
sebuah keris kecil yang sudah berkaratsejengkal panjang matanya dimakan ayam,
lalu ayam itu mati. Dengan seketika itu pula keris tersebut yang saya bawa
menyelam kedalam sungai Palembang. Setelah bertemu dengan Buaya itu, lalu saya
tikam. Lukanya cuma sedikit , tapi Buaya itu langsung mati. Dan bangkainya
lamgsung merapung diatas air. Dari keris yang saya bawa menyelam itu, saya
sembunyikan dibawah Indah Larangan antara air dengan darat. Kemudian saya
menghadap junjungan Sultan untuk mengatakan kalau Buayanya sudah mati, tetepi
keris penikamnya hilang. Kaya Sultan , apa boleh buat asal mati Buaya itu tak
apalah. Buaya itu dibelah perutnya oeh orang-orang , terdapat didalam perutnya
mayat sang Puteri sepwerti orang tidur saja. Tidak ada yang cacat sedikitpun
dari tubuhnya. Hanya sekedar jiwanya saja yang hilang dari raganya. Pada
malamnya saya lari membawa keris itu menuju kehulu Palembang. Dengan maksud
ingin kembali kedusun saya. Kemudian saya sadar kalau masih berada dalam kawasan
Palembang pasti akan dapat oleh Sultan. Sebab itulah maka saya llri kebawah
duli Yuanku disini minta hidup kepada tuanku. Karena hamba lari dari rumah
Raja, sekarang hamba kerumah Raja disini. Hamba serahkan jiwa hamba kepada
Tuanku. Dari keris si Kuku Gagak penikam Buaya itu, ini hamba persembahkan
untuk Tuanku. Setelah baginda mendengar segala cerita Iswanda maka bertanya:
“apa kedudukanmu di Dusun mu? Jawab Iswanda: “kalau suku patik ialah pesirah
didalam Marga Dusun Taba Pingin”. Maka tinggallah Iswanda dibawah perintah
hulubalang Tuanku baginda Sebayam. Lama kelamaan banyaklah pengabdian Iswanda
kepada baginda. Mana pekerjaan yang sukar- sukar tidak dapat dikerjakan oleh
orang lain maka Iswandalah yang mengerjakannya. Adalah sifat Iswanda menurut adat
seorang hamba dengan Tuannya bila dipanggil datang, disuruh pergi, ditegah
diam. Baginda terlalu sayang padanya. Lama kelamaan maka Iswanda diangkat oleh
Baginda menjadi anak. Anak satu menjadi dua anak 2 menjadi 3 sebaik seburuk
dengan anak cucu Tuanku Baginda Sebayam.
Bersumpah setia dengan seberat- beratnya. Sesekali tidak boleh lancung aniaya
kedua pihak. Siapa yang mungkir janji dimakan sumpah, dikutuk bisa kawi,
dikutuk Qur’an 30 juz jatuhlah murka allah dengan seberat-beratnya, Kalau
hilang sama dicari, terbenam sama diselam, selama air hanyut, selama gagak
hitam, tidak lapuk di hujan, tidak lekang dipanas selama-lamanya.
PASAL 16
Setelah Iswanda diangkat menjadi
anak oleh Tuanku Baginda Sebayam, maka ia diberisebidang tanah. Yaitu antara
Sungai Bengkulu dengan Sungai Hitam kehulunya hingga Air Rena Kepahyang,
Kehilir Pesisir Laut. Inilah batas tanah yang diberi Tuanku baginda Sebayam
kepada Iswanda yang diangkat menjadi anaknya.
Pasal 17
Maka kedengaran khabarnya kepada
adik sanak Iswanda mengatakan Iswanda sudah diangkat anak oleh raja Bengkulu.
Banyklah mereka itu datang dari Lembak Beliti menurut Iswanda. Apabila sudah
banyak familinya, mak Iswanda suruh cincang lati di Pungguk Beriang namanya di
Pinggir Air Sungai Hitam. Tempat itulah mula-mula Iswanda membuat Dusun.
Duduklah ia memerintah tanah bumi yang sudah dikasih oleh Tuanku baginda
Sebayam. sebab inilah ia bernama Raja Sungai Hitam. Karena diam di pinggir Air
Sungai Hitam. Apabila Iswanda sudah tetap berdusun dan memerintah, makin bertambah-tambah
juga datang kaum kerabatnya. Maka bertambahlah Dusunnya.demikianlah adanya
dibuat pada tahun 938 Hijrah.
Pasal 18
Setelah wafat Baginda Sebayam,
beliau diganti dengan anaknya yang bernama Baginda Senanap yang bergelar Paduka
Baginda Muda. Pada masa ini data lagi seorang dari Tabah Pingin yang bernama
Abdus Syukur, seorang ulama. Dia menemui Baginda Senanap, kemudia beliau
disuruh menemui Iswanda, karena Abdus Syukur juga masih kerabat Iswanda. Abdus
Syukur inilah yang menjadi asal nenek moyang orang Pagardin yang mula-mula
menyiarkan Agama Islam di Sungai Hitam sampai ke Lembah Delapan. Abdus Syukur
sering disebut dengan Tuan Tue (dimakamkan di Dusun Paku Aji)
Pasal 19
Kemudian datang juga orang dari
Lembak Beliti, yaitu Jukuang, Jakat, Darti dan Lubuk Bisu. Mereka menemui Raja
Sungai Lemau, buat minta lahan sebagai tempat tinggal. Akhirnya mereka disuruh
tinggal di dipinggi Air Bengkulu sebelelah kiri mudik, yang juga termasuk lahan
yang diberikan kepada Iswanda. Mereka inilah yang menjadi Nenek moyang orang
Marga Mentiring.
Pasal 20
Setelah wafat Paduka Baginda Muda,
maka beliau digantikan oleh anaknya yang bernama Tuanku Baginda Kembang Ayun
(dimakamkan di Kembang Ayun), kemudian digantikan anaknya Tuanku Baginda Burung
Binang. Saat tuan Baginda Burung Binang memerintah datang dua orang Suami
Istri, Suaminnya Orang Rejang, sedang Istrinya orang Lembak. Ke datangannya
juga meminta lahan, akhirnya diberikan lahan di kuala Air Palik Persembahannya
adalah seekor kerbau bertali rambut, diikat di batang cekur di halaman tempat
tuanku Burung Binang (Kubur Tuanku Burung Binang diseberang Ds Kederas Lama).
Dia diangkat menjadi Pembarab, tetapi bukan pembarab dibawah pasirah, melainkan
Pembarab dibawah raja yang sama kedudukannya dengan pasirah, serta dikurnia
pula sedikit angkatan/pasukan. Jika kerja baik atau kerja buruk, boleh dia
memakaialam halilipan, karena balasan persembahannya itu. Dialah asal nenek
moyang orang Lubuk Tanjung.
Pasal 21
Pada saat itu datang juga orang dari Muara
Lakitan, Lembak Darat laki-laki dan perempuan dari kaum kerabat Iswanda, pada
saat itu Iswanda sudah meninggal.
Mereka meminta lahan kepada Raja Sungai Lemau, kemudia diber oleh Tuanku
Baginda tanah dipinggir air Bengkulu disebelah kanan mudik dan disebelah hulu
hingga air Lapur. Mereka inilah menjadi nenek moyang orang Porwatin dua belas
tepi air.
http://www.yayasanlembak.com