Puisi Cinta
Sambil nyeruput kopi panas kunikmati sepotong puisi cinta
buatan kamu, masih berasa hangat bekas ciuman di tiap hurupnya.
Puisi menjelma bunga ketika kupetik setangkai di dada, menjelma cahaya
ketika aku gelap memahami maknanya, menjelma getar ketika kunyanyikan sebagai
rindu. Puisi menjelma bara ketika kuse-sap hembusan nafasmu.
Di depanku kamu masih berdiri. Molek tubuhmu tak berhenti menatapku. Aduh
kamu, betapa indah puisi cinta yang kausimpan di sudutsudut lekukmu.
Tatapan apakah kamu rahasiakan di matamu,
aku membaca tak habishabisnya terkesima
aku membaca tak habishabisnya terkesima
Ciuman apakah kamu rahasiakan di merah bibirmu,
aku mengecup tak habishabisnya gairahBisik apakah kamu rahasiakan di telingamu,
tak bosanbosannya kudesahkan ray
aku mengecup tak habishabisnya gairahBisik apakah kamu rahasiakan di telingamu,
tak bosanbosannya kudesahkan ray
Debar apakah kamu rahasiakan di hatimu,
aku menerjemahkan sampai membukabuka daAku adalah puisi yang kamu tulis, kamu tak berhenti menatapku
aku menerjemahkan sampai membukabuka daAku adalah puisi yang kamu tulis, kamu tak berhenti menatapku
Karya: Huda M Elmatsani